Ada Apa di Balik Fenomena Banjir Kesalehan?

Kesalehan adalah fenomena sosial yang penuh tanda tanya

Belakangan ini kita seakan disuguhi fenomena kesalehan.
Seorang ustad, katanya, mengatakan bahwa ada pemberian gratifikasi yang boleh secara syariah?

Seorang penumpang Trans Jakarta diberitakan awalnya menolak duduk bersebelahan dengan seseorang karena mengiranya orang Kristen?

Kesalehan itu sebenarnya apa?

Dana BPJS diduga dipotong untuk setoran kepada Bupati Jombang yang mengatakan bahwa beliau tidak tahu perbuatannya salah (korupsi) karena tujuannya untuk amal?

Zumi Zola memiliki brankas besar berisi uang haram dan penyidik KPK membutuhkan waktu sangat lama untuk menghitungnya, namun istrinya membela bahwa mereka sudah kaya dari sononya?
Kesalehan itu sebenarnya apa?

Video pelatihan NPA (New People’s Army), gerombolan Marxis bersenjata dari Filipina yang dianggp teroris oleh pemerintah Filipina, disebar di media sosial dengan menghilangkan suara aslinya seolah-olah itu kelompok komunis Indonesia atau PKI?

Video seorang istri yang mendamprat sahabatnya lantaran berselingkuh dengan suaminya viral di media sosial dan seorang yang katanya dosen bergelar profesor mengatakan bahwa video-video pelakor (perebut laki orang) sangat mungkin merupakan upaya mendiskreditkan agama Islam seraya memberikan bukti sebuah video serupa yang sebenarnya merupakan video parodi?

Apakah yang sedang kita saksikan kalau bukan absurditas tiada batas? Berbagai persitiwa yang diklaim sebagai bagian, ekspresi bahkan ukuran dari kesalehan ini membuat kita geleng-geleng kepala.

Harus seberapa dangkal kesalehan dijadikan?

Beberapa waktu lalu, Jakarta banjir kiriman dari Bogor, kejadian dasyat desktruktif yang memaksa ribuan keluarga mengungsi selama berhari-hari. (Mungkin) orang-orang kembali ke dunia nyata bahwa hiper saleh itu semacam ‘penyakit’, kondisi mental yang labil dan karenanya, justru harus dilawan.

Saatnya lebih mengaktifkan akal sehat, itulah Islamis sejati.

Banjir menghajar Jakarta, memaksa orang-orang menghadapi kenyataan bahwa bencana akan datang kapan saja ketika kita tidak siap secara mental, tanggap sosial-politik dan secara tehnis.

(Mungkin) orang-orang itu akan bahwa saleh bukan hanya di kata-kata, dan bahwa ini sangat mungkin merupakan teguran Allah -AZAB- karena hiper religius telah membuat sirkulasi energi di Republik Indonesia sangat panas, agresif dan beracun. Ia telah membuat lupa bekerja dan menjaga amanah kehidupan serta alam.

Saatnya lebih mengaktifkan akal sehat, itulah Islamis sejati.

Mari kita lihat betapa banyak orang tak bersalah turut korban ketamakan dan kemunafikan berdalih agama. Ribuan orang mungkin terluka jiwanya atau jatuh sakit. Kerugian ekonomi sangat besar dan banyak uang negara harus keluar untuk memperbaiki berbagai kerusakan.

Bayangkan bila dana ini dipakai untuk beasiswa anak-anak tidak mampu atau membeli kursi roda untuk orang-orang tua miskin di Jakarta.

Kesalehan barangkali ibarat sebilah pedang berkelebat. Setiap kali kita mengaku saleh, ia seketika meminta kesiapan kita untuk menghadapi konsekuensi-konsekuensinya.
Jual Tenun & Batik Rose's Papua
kata bijak motivasi singkat cinta kehidupan mutiara islami mario teguh sabar dalam kisah nyata

Pemesanan:

082-135-424-879/WA
5983-F7-D3/BB



Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Ada Apa di Balik Fenomena Banjir Kesalehan?"

Post a Comment