Bagaimana Membangun Kehidupan Multi Kecerdasan
Pelatihan dan Seminar Mengelola Masa Lalu |
Katanya, hidup yang
sesungguhnya dimulai pada usia 40. Masuk akal. Kalau rata-rata hidup manusia
65-70 tahun, angka 40 adalah semacam fase akil balik, dari masa
agresif-produktif menjadi benar-benar matang-produktif.
Sebelum usia 40, biasanya kita seperti panser, merangsek menggilas halangan menuju tujuan. Atau sebaliknya, kita sruduk sana sruduk sini tak kenal arah pasti. Setelah 40, hidup mengalami akumulasi pengalaman dan ketrampilan. Seseorang mengklaim hikmat dalam hidup, kerap dikatakan: sudah makan asam garam (atau pahit-manis kehidupan).
Kalau diijinkan, saya harus bilang, konsep ini memang benar tapi tidak harus demikian. Ada cara lain melihat hidup yang hidup tersebut: cara neurologis. Faktanya demikian. Sel-sel di otak kita sebenarnya tidak pernah selesai bertumbuh dalam arti bertambah, bervariasi atau mengerdil bahkan layu-mati.
Para ahli sudah banyak membuktikan bahwa sel-sel otak manusia sifatnya dinamis, sangat elastis. Setiap sel di otak sebenarnya berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain oleh jalur-jalur yang disebut sinaps.
Sebelum usia 40, biasanya kita seperti panser, merangsek menggilas halangan menuju tujuan. Atau sebaliknya, kita sruduk sana sruduk sini tak kenal arah pasti. Setelah 40, hidup mengalami akumulasi pengalaman dan ketrampilan. Seseorang mengklaim hikmat dalam hidup, kerap dikatakan: sudah makan asam garam (atau pahit-manis kehidupan).
Kalau diijinkan, saya harus bilang, konsep ini memang benar tapi tidak harus demikian. Ada cara lain melihat hidup yang hidup tersebut: cara neurologis. Faktanya demikian. Sel-sel di otak kita sebenarnya tidak pernah selesai bertumbuh dalam arti bertambah, bervariasi atau mengerdil bahkan layu-mati.
Para ahli sudah banyak membuktikan bahwa sel-sel otak manusia sifatnya dinamis, sangat elastis. Setiap sel di otak sebenarnya berhubungan atau berkomunikasi satu sama lain oleh jalur-jalur yang disebut sinaps.
Cara membuktikan sangat sederhana: stimulasi.
Anda memberi rangsangan dari luar supaya sel-sel otak anda mau tidak mau harus membangun jalur-jalur baru secara internal. Misalnya, anda tidak suka bermain musik? Anda merangsang otak anda dengan cara membangun kebiasaan main satu alat musik, setiap hari, setengah jam saja. Tandailah kalender anda. Lihat, pada hari atau minggu ke keberapa, anda merasakan perubahan. Entah itu mendadak merasa lebih punya hasrat bermusik, lebih peka dengan nada, lebih bisa mentolelir alat musik, dan seterusnya.
Sekecil apapun yang anda alami, itu suatu pertumbuhan dari tidak suka menjadi sedikit banyak menaruh perhatian pada alat musik.
Kebiasaan yang anda bangun berdaya menciptakan sinaps-sinaps baru yang memungkinkan sel-sel otak bisa terhubung dengan jalur-jalur baru yang lebih peka dengan musik. Anda bertumbuh. Hidup anda menjadi hidup!
Desain kalung etnis |
Anda ingin fasih bahasa Inggris? Tetapkan, biasakan! Buat komitmen untuk bicara dalam bahasa Inggris setengah jam setiap hari di depan cermin. Tak peduli seperti apapun level bahasa Inggris anda, anda akan bicara di depan cermin setiap hari. Kalau tidak tahu menyusun kata, anda bisa memakai jurus temanku ini. Ia menetapkan satu buku percakapan dalam bahasa Inggris, dan membaca keras-keras setiap hari. Lihat apa yang berubah.
Atau anda ingin pandai bermain tenis meja? Bulatkan hati, bermainlah! Anda ingin pandai menulis? Buat komitmen, jalin komunikasi dengan sejumlah orang yang punya tujuan yang sama, dan berlatihlah secara konsisten.
Asyik sekali bukan? Anda berdaya membayangkan hidup yang multi ketrampilan. Anda bisa mengarahkan hidup ke multi muara. Seperti halnya pemilik Facebook, Mark Zuckerberg, ia menetapkan setidaknya satu ketrampilan baru untuk ia kuasai tiap tahunnya. Anda bisa memilih dan 'mendesain ulang' arah hidup, tentunya dengan realistis dan sesuai dengan tujuan-tujuan hidup anda yang lebih besar.
Kalau sepakat dengan saya, anda boleh percaya bahwa anda sedang memasuki gerbang baru kehidupan yang hidup menghidupkan. Saya menamainya: hidup yang hidup.
Saya sudah banyak mengumpulkan banyak bukti otentik tentang orang-orang paska 40 tahun yang merefleksikan hidup yang hidup. Baru-baru ini, seorang perempuan yang adalah kakakku sendiri, Rose Sianturi, mengirimkan lukisan karyanya kepada saya. Bagi seseorang yang seumur hidup tidak pernah melukis sama sekali, lukisannya membuat seisi rumah kami merasa tercengang.
Ia memang berlatar pendidikan ilmu kimia (dan teologi!) tetapi belum pernah melukis, atau belajar mencampur warna serta membuat gradasi cahaya apalagi belajar menghasilkan gagasan secara visual. Tetapi, sekali lagi, tetapi, dengan tekad dan kesungguhan, ia bisa membenamkan diri ke dalam aliran estetik dan menghasilkan lukisan bagai orang yang sedang belajar melukis.
Penulis bersama sang kakak dan anaknya |
Mendesain adalah ketrampilan yang mengandung banyak prinsip dalam melukis. Pengetahuan ini kemudian ia transfer ke dalam kanvas. Dan ia masih terus bereksperimen. Ia bahkan hendak melukis langsung memakai bahan-bahan alami. Jadi, ketika ia melukis pantai, ia langsung memakai pasir, kerang, kerikil di atas kanvas!
Kita bisa membayangkan
bagaimana proses stimulasi eksternal (desain kerajinan tangan) menghasilkan
banyak pertumbuhan jalur sinapsis baru yang bermuara pada seni melukis. Kita
bisa membayangkan ada begitu banyak sinaps baru yang sedang bergejolak,
bertumbuh dan merambah di dalam otaknya.
Bolehlah sekarang kita kembali kepada pernyataan awal bahwa benar, hidup mulai pada usia 40, tetapi tidak harus demikian saja. Lebih daripada itu, kita bahkan bisa menginginkan hidup yang membuahkan kepuasaan maksimal, yang membuat kita jauh lebih bersemangat dan berkontribusi secara sosial.
Kita bisa merancang hidup yang lebih menghidupkan baik bagi kita sendiri maupun sesama.
Singkatnya, kita bisa memilih bagaimana usia harus bermakna. Kita bisa memutuskan seperti apa sifat elastis sel-sel otak kita mau didayagunakan. Seperti yang telah dibuktikan oleh kakak saya dan banyak orang lainnya yang saya amati secara dekat, hidup yang hidup itu bukan hanya soal masuk ke dalam bilangan matang secara sosial.
Hidup yang hidup itu ketika kita "meremajakan sel-sel otak kita secara sengaja sepenuh hasrat -- kita sang Kapiten!"
Life starts @multiple intelligences!
Jual Tenun & Batik Rose'S Papua
Pemesanan:
0 Response to "Bagaimana Membangun Kehidupan Multi Kecerdasan"
Post a Comment