Mengapa Saya Mendukung Susi Pudjiastuti dan Joko Widodo

Alasan-alasan mengapa saya mendukung Susi Pudjiastuti dan Joko Widodo

"Terimakasih Menteri Susi, Merauke pu ikan su kembali banyak..."

Susi Pudjiastuti
memang perempuan fenomenal. Kata-kata di atas memang patut dikenakan kepada wanita cerdas menteri Jokowi ini. Adik bungsu saya, Ryan Sianturi, adalah pelaku mancing mania. Bila bepergian dia bisa lupa dengan sejumlah barang kecuali alat pancing. Tadi pagi di group WA keluarga kami, dia memamerkan ikan besar yang ditariknya dari kedalaman laut Merauke, Papua.

Papua memang surganya ikan. Sewaktu saya dibesarkan di sana, ikan di tangah adik saya itu tergolong kecil. Anda tidak salah dengar, kecil!

Bila kami mengatakan besar, anda harus bayangkan semeter lebih bahkan dua meter panjangnya. Bukan pula satu dua, namun banyak. Saat-saat menyenangkan bila ke pasar menemani orang tua saya dan menghitung ikan-ikan besar yang ditawarkan para penjual yang umumnya orang Bugis atau Makassar. Ada kakap, kuru, bulanak dan berbagai macam lainnya.

Darat pun tidak jauh dengan laut. Ikan-ikan juga mencapai ukuran maksimal dan sangat beragam. Sungai, kali bahkan selokan dan got di kota Merauke, Papua, penuh ikan termasuk kepiting-kepiting merah. Sekali air menggenang sebulan saja, ikan-ikan bak disulap bermunculan seakan lelah tidur panjang (hibernasi).

Sulit menjelaskan karena kata-kata kurang lengkap dalam menggambarkan kisah nyata yang mungkin terasa absurd bagi sebagian orang. Ijinkan saya memakai sebuah perumpamaan. Tampaknya akan lebih mudah dibayangkan.

Bayangkan air segentong diletakkan di atas tungku besar dengan nyala api menjilat-jilat. Tengok ke dalam gentong ketika ia mendidih, gelembung-gelembung airnya begitu menggelora sampai kedengaran di telinga. Begitu banyaknya ikan kami.

Air cakadidi mandidih, sebuah istilah lokal yang kami pakai di Merauke untuk mendeskripsikan 'keramaian' ikan di laut atau sungai. Coba masuk ke dalam kolam sepinggang, perlahan-lahan saja. Dari permukaan hingga dasar, yang anda injak ikan semua!

(Baca juga: Cinta dan Benci Banjir Merauke)


Merauke memang surganya mancing mania! Dan belakangan telah berkali-kali dijadikan lokasi acara mancing di TV.


Sayang, kisah di atas pupus dari ingatan kebanyakan generasi milenial. Ketika Joko Widodo belum apa-apa, ketika Susi Pujdiastuti masih membangun bisnisnya di Jawa Barat, ekosistem biota laut Merauke sedang sekarat. Selepas tahun 90-an, laut-laut Papua kehilangan gairah hidupnya.

Waktu kami kecil, orang tua saya pasti pergi mancing di akhir minggu bersama abang-abang tertua kami. Saya dan adik bungsu dalam foto di atas kebagian mencari umpan pancing. Selain memakai ikan segar seperti tengiri, para pemancing juga memakai katak yang kami cari di sela-sela pelepah pisang.

Sejak tahun 1985-an, pencurian ikan merajalela. Apa lacur, Jakarta semacam justru 'melegalkan' pencurian dengan mendatangkan secara resmi perusahaan-perusahaan penangkap ikan (nelayan) dari Thailand yang menyapu habis dasar laut dengan pukat-pukat harimau ratusan meter panjangnya.

Hingga pencurian ikan (illegal plus legal) menghancurkan ekosistem dan ekonomi rakyat selama puluhan tahun. Turut mengucurkan air mata adalah para pecinta mancing seperti adik saya.

Butuh kesabaran tingkat 'o dewa, o dewi' sebelum muncul Presiden Indonesia - namanya Joko Widodo 'Gilak'. Gara-gara dia, masuklah seorang bernama Susi 'Gilak'.

Segalanya berubah - tahap demi tahap.


Susi Pudjiastuti membuat kebijakan yang sangat tepat yaitu melarang penggunaan pukat hariamu (trawl) bahkan cangkrang (yang kemudian dibolehkan kembali dengan sejumlah syarat).


Testimonial adik saya ini patut dirayakan. Ke mana pergi nenteng alat mancing, menikmati hobi kontemplatif ini, dia mampu mengendus ekosistem yang sehat. Dan ia pasti menjaganya. Jadi kalau dia bilang laut lebih sehat, pasti demikian. (Yang tak percaya, tenggelamkan!)

Gara-gara Mentri Susi, ikan-ikan kami di Papua mulai kembali. Dan kisah 'air mendidih' sudah balik menjadi kisah nyata mutiara-mutiara hitam dari negeri Papua.

Buat siapa? Buat anak-anak kita seperti generasi keponakanku yang nyaman bergaya dengan Tenun Rose'S (yang silahkan kamu pesan) ini. Kisah pamannya, bapaknya, sudah menjadi kisah nyata dalam hidupnya - bukan kenangan apalagi kata-kata bualan.


(Baca juga: Kata Yoga Merauke Kemesraan Kristen dan Islam)

Pandanglah mereka...pandanglah anak-anak kita. Mari ceritakan 'Indonesia Air Mendidih'....bukan karena amarah, bukan kebencian, bukan kekonyolan pikir...

Karena cinta dan akal sehat.


Jual Tenun & Batik Rose's Papua

kata bijak motivasi singkat cinta kehidupan mutiara islami mario teguh sabar dalam kisah nyata
Pemesanan:

082-135-424-879/WA

5983-F7-D3/BB


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Mengapa Saya Mendukung Susi Pudjiastuti dan Joko Widodo"

Post a Comment